COOPERTIVE SKILLS
1.
Pengertian Ketrampilan Bekerjasama
Manusia adalah makhluk sosial yang di dalam hidupnya saling berkomunikasi satu dengan lainnya. Dalam kehidupan kebersamaan,
manusia perlu membangun kerjasama agar dapat mencapai
tujuan bersama, tidak terkecuali peserta didik.
Dalam rangka mencapai keterampilan sosial, perlu adanya kerjasama
antara siswa dengan siswa dan siswa dengan pengajar. Ketrampilan bekerjasama (cooperative skills) merupakan salah satu ketampilan yang penting dimiliki
oleh peserta didik. Seperti yang dikemukakan oleh Anita Lie (2005: 28)
bahwa “Kerjasama merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan
dalam kelangsungan hidup manusia”. Jika dikaitkan
dengan bimbingan di sekolah, maka pendapat tersebut dapat diartikan bahwa tanpa
adanya kerjasama siswa, maka proses pembentukan keterampilan berhubungan sosial
dengan teman sebaya dan lingkungan sekolah lainnya tidak akan terbentuk.
Ketrampilan bekerjasama (Cooperative skills) menurut
Johnson dan
Johnson (2009) adalah
“Kemampuan siswa untuk berperilaku kooperatif
dengan
orang lain dalam kelompok
dalam menyelesaikan tugas-tugas
bersama”.
Penjelasan tersebut dapat
dimaknai bahwa ketrampilan bekerjasama merupakan ketrampilan
peserta didik melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain di dalam kelompok, dalam rangka mencapai tujuan bersama atau
menyelesaikan
tugas-tugas kelompok.
Sedangkan menurut Soerdjono Soekamto (2006:66) “Kerjasama merupakan suatu usaha bersama antara orang perorangan atau
kelompok untuk
mencapai tujuan tertentu”.
Dari pendapat tersebut, maka dapat dimaknai bahwa kerjasama
merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tetentu dengan usaha bersama. Sedangkan menurut Miftahul Huda (2011: 24-25) “Ketika
siswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas kelompok, mereka memberikan dorongan,
anjuran, dan informasi pada teman sekelompoknya yang membutuhkan bantuan”.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa dalam bekerjasama siswa akan
memiliki kesadaran untuk memberikan
bantuan kepada
teman dalam kelompok yang
belum paham. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa ketrampilan bekerjasama dapat diartikan sebagai ketrampilan
peserta didik dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan sesama peserta
didik ataupun dengan guru untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksudkan meliputi
perubahan tingkah laku, penambahan pemahaman, dan penyerapan ilmu pengetahuan.
2.
Tujuan Keterampilan Bekerjasama
Bekerjasama
mempunyai berbagai macam tujuan. Dalam bimbingan, ketrampilan
bekerjasama bertujuan agar siswa mampu mencapai tugas perkembangan
sosialnya. Roestiyah N.K (2012:17)
mengemukakan tujuan dari keterampilan kerjasama.
sebagai berikut:
a. Menyiapkan anak didik
dengan berbagai ketrampilan-ketrampilan yang sangat bermanfaat bagi
kehidupannya seperti ketrampilan komunikasi, berinteraksi, bersosialisasi,
bekerjasama.
b. Memberi kesempatan kepada
anak untuk mengembangkan semua aspek perkembangan,
aspek perkembangan intelektual, aspek
hubungan sosial, aspek perkembangan emosi
dan fisiknya.
c. Membangun wawasan dan
pengetahuan anak mengenai konsep bendabenda atau peristiwa yang ada di lingkungannya
d. Meningkatkan prestasi
belajar anak sekaligus dapat meningkatkan kemampuan
hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri
dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri.
Departemen Pendidikan Nasional (2008) memaparkan tujuan pengembangan
kerjasama yaitu:
a. Meningkatkan hasil
akademik, dengan meningkatkan kinerja anak dalam tugas-tugas
akademiknya. Anak yang lebih mampu akan menjadi narasumber
bagi anak yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa
yang sama
b. Memberi peluang agar anak
dapat menerima teman-temannya yang mempunyai
berbagai perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial
c. Mengembangkan ketrampilan
sosial anak. Ketrampilan sosial yang dimaksud
antara lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerjama dalam kelompok.
Penjelasan dari ke tiga tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan hasil
akademik, dengan meningkatkan kinerja anak dalam tugas-tugas akademiknya. Anak yang lebih mampu
akan menjadi narasumber bagi anak yang kurang
mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama.
Anak yang memiliki keterampilan bekerjasama yang baik, akan dengan senang hati membantu temannya yang belum memahami materi
pelajaran.
Dengan adanya kerjasama
yang baik antara peserta didik, diharapkan akan dapat
lebih meningkatkan hasil akademik mereka.
b. Memberi peluang agar anak
dapat menerima teman-temannya yang mempunyai
berbagai perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. Dibutuhkannya keterampilan bekerjasama di dalam lingkungan sekolah antara lain adalah untuk meningkatkan kemampuan sosial seperti
mampu menerima teman dari berbagai kalangan latar
belakang. Baik perbedaan status sosial,
status ekonomi dan lainnya yang telah disebutkan.
c. Mengembangkan ketrampilan
sosial anak. Ketrampilan sosial yang dimaksud antara
lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerjama dalam kelompok. Keterampilan bekerjasama
merupakan sub konstruk dari keterampilan sosial. Maka, dengan terpenuhinya
kebutuhan akan keterampilan bekerjasama juga akan memenuhi kebutuhan akan keterampilan
sosial seperti menjalin dapat menjalin hubungan yang baik dengan teman, mampu
menjelaskan pendapatnya, dapat bekerjasama di dalam kelompok, dan lainnya.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tujuan keterampilan bekerjasama, yaitu:
a. Mengembangkan keterampilan
sosial
b. Meningkatkan prestasi
akademik
c.
Mengarahkan siswa untuk lebih interaktif dalam belajar
d.
Mengarahkan siswa agar memiliki hubungan pertemanan yang efektif
3.
Tahapan-tahapan Keterampilan Bekerjasama
Keterampilan bekerjasama
memiliki beberapa tingkatan. Keterampilan bekerjasama ini berfungsi untuk melancarkan
hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan
kerja dapat dibangun dengan membangun tugas anggota kelompok selama kegiatan. Keterampilan-keterampilan selama bekerjasama
menurut Lungdren (dalam Isjoni, 2014: 46-48) dibagi menjadi tiga tingkat yaitu keterampilan
kooperatif tingkat awal, tingkat menengah dan tingkat mahir, seperti dijelaskan
berikut:
a.
Keterampilan kooperatif tingkat awal
1)
Menggunakan kesepakatan
Menggunakan kesepakatan
dapat diartikan menyamakan pendapat yang berguna
untuk meningkatkan hubungan kerja dalam kelompok.
2)
Menghargai kontribusi
Menghargai berarti
memperhatikan atau mengenal apa yang dapat dikatakan
atau dikerjakan anggota lain.
3)
Mengambil giliran dan berbagi tugas
Hal ini dapat diartikan
bahwa setiap anggota kelompok bersedia menggantikan
dan bersedia mengemban tugas atau tanggungjawab tertentu
dalam kelompok.
4)
Berada dalam kelompok
Maksudnya adalah setiap
anggota tetap dalam kelompok kerja selama kegiatan
berlangsung.
5)
Berada dalam tugas
Yang dimaksud berada dalam
tugas adalah meneruskan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya, agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai waktu
yang dibutuhkan.
6)
Mendorong partisipasi
Mendorong partisipasi dapat
diartikan mendorong semua anggota kelompok
untuk memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok.
7)
Mengundang orang lain
Maksudnya adalah meminta
orang lain untuk berbicara dan berpartisipasi terhadap
tugas.
8)
Menyelesaikan tugas dalam waktunya
Hal ini berarti setiap
anggota wajib menyelesaikan tugas dalam waktu yang
telah ditentukan.
9)
Menghormati perbedaan individu
Menghormati perbedaan
individu berarti bersikap menghormati terhadap budaya,
suku, ras atau pengalaman dari semua peserta didik.
b.
Keterampilan tingkat menengah
Keterampilan tingkat
menengah meliputi menunjukan penghargaan dan simpati, mengungkapkan
ketidaksetujuan dengan cara dapat diterima, mendengarkan
dengan arif, bertanya, membuat ringkasan, menafsirkan, mengorganisir,
dan mengurangi ketegangan.
c.
Keterampilan tingkat mahir
Keterampilan tingkat mahir
meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan
cermat, menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan, dan berkompromi.
Berdasarkan paparan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tahapan keterampilan kerjasama dibagi menjadi tiga, yaitu:
keterampilan
kerjasama tingkat awal yang
berupa perilaku-perilaku dasar dalam bekerjasama, lalu
keterampilan tingkat menengah yang berupa respon dan perilaku menanggapi terhadap kegiatan kelompok, dan yang terahir keterampilan tingkat
mahir yang
berupa elaborasi,
pengecekan, penetapan tujuan dan kompromi.
4.
Manfaat Keterampilan Bekerjasama
Kerjasama memiliki berbagai
manfaat. Dengan bekerjasama, siswa dapat mengembangkan berbagai kemampuan yang
mungkin belum diasah, juga untuk memudahkan siswa dalam mencapai tujuan.
Seperti yang disebutkan Harmin (dalam Isjoni, 2014:
24) “Kerjasama antar siswa dalam kegiatan belajar mengajar
dapat memberikan berbagai pengalaman. Mereka lebih banyak mendapatkan kesempatan berbicara, inisiatif,
menentukan pilihan dan secara umum
mengembangkan kebiasaan baik”. Penjelasan dari pemaparan tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Mendapatkan kesempatan berbicara di dalam kerja kelompok, setiap siswa akan mendapatkan kesempatan berbicara untuk mengeluarkan pendapatnya. Hal ini akan melatih
siswa untuk
berani berbicara,
mengembangkan rasa percaya diri dan mengembangkan kecerdasan
verbalnya.
b.
Inisiatif
Ketrampilan inisiatif juga
perlu untuk dikembangkan dalam diri siswa. Di dalam
kelompok, siswa diharapkan mampu mengembangkan sikap inisiatif atau sikap tanggap dengan kegiatan di dalam kelompok. Sikap
inisiatif yang perlu dikembangkan adalah siswa tanggap mencari jawaban dari
pertanyaan guru, siswa tanggap melengkapi kekurangan dari kelompok, siswa
tanggap jika kelompoknya dipanggil oleh guru.
c.
Menentukan pilihan
Menentukan pilihan di dalam
kerjasama, contohnya menentukan pilihan ketua kelompok, menentukan jawaban yang
akan diberikan terhadap pertanyaan guru dan menentukan untuk berpartisipasi
aktif terhadap kelompok.
d.
Mengembangkan kebiasaan baik
Kebiasaan baik yang
dimaksudkan dalam kerjasama seperti mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap
kewajiban, melatih kemampuan akademik, melatih kemampuan interaksi dengan
teman, mengembangkan rasa percaya diri serta meningkatkan motivasi siswa.
Ahli lain yaitu Radno
Harsanto (2007: 44) berpendapat bahwa manfaat
kerjasama adalah:
a.
Belajar bersama dalam kelompok akan menanamkan pemahaman untuk saling
membantu.
b.
Belajar bersama akan membentuk kekompakan dan keakraban.
c.
Belajar bersama akan meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan menyelesaikan
konflik.
d.
Belajar bersama akan meningkatkan kemampuan akademik dan sikap
positif terhadap sekolah
e.
Belajar bersama akan mengurangi aspek negatif kompetisi.
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan beberapa manfaat
keterampilan bekerjasama sebagai berikut:
a.
Mengembangkan kemampuan berkomunikasi
b.
Mengembangkan inisiatif atau pemahaman untuk saling membantu
c.
Meningkatkan kemampuan akademik siswa
d.
Mengengembangkan kebiasaan baik
e.
Mengurangi dampak negatif dari kompetisi
5.
Cara Untuk meningkatkan Keterampilan Kerjasama Siswa
Keterampilan bekerjasama merupakan
hal penting yang harus dimiliki oleh peserta didik. Peserta didik yang mampu
bekerjasama dengan baik akan lebih mudah mendapatkan teman dengan demikian akan
lebih mudah untuk mencapai tujuan karena mendapatkan banyak bantuan dari orang
lain. Menurut
Miftahul Huda (2014:
196-197) memaparkan “tujuan keterampilan bekerjasama adalah
agar sisiwa memiliki dan melakukan hal-hal sebagai berikut: menerima orang lain, membantu orang lain, menghadapi tantangan dan bekerja
dalam tim”.
Ada 14 cara membangun
kerjasama di lingkungan sekolah menurut Michael
Maginn, yaitu: tentukan tujuan bersama dengan jelas, perjelas keahlian dan tanggung jawab anggota, sediakan waktu untuk menentukan cara bekerjasama, hindari masalah yang bisa diprediksi, gunakan
konstitusi atau aturan tim yang telah disepakati,
ajarkan rekan baru satu tim, selalulah bekerjasama, wujudkan
gagasan menjadi kenyataan, aturlah perbedaan secara aktif, perangi virus konflik, saling percaya, saling memberi penghargaan,
evaluasilah tim secara teratur, jangan menyerah.
(ditulis oleh Akhmad Sudrajat, 24 Februari 2010).
14 cara membangun kerjasama
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.
Tentukan tujuan bersama dengan jelas
Sebuah
tim seperti kapal yang sedang berlayar di lautan. Jika tim tidak memiliki tujuan atau arah yang jelas, tim tidak akan menghasilkan
apa-apa. Tujuan memerupakan pernyataan apa yang harus diraih oleh tim,
danmemberikan daya memotivasi setiap anggota untuk bekerja. Contohnya, sekolah yang telah merumuskan visi dan misi sekolah hendaknya
menjadi tujuan bersama. Selain mengetahui tujuan bersama,
masing-masing bagian seharusnya mengetahui tugas
dan tanggungjawabnya untuk mencapai tujuan bersama
tersebut.
b.
Perjelas keahlian dan tanggung jawab anggota
Setiap
anggota tim harus menjadi pemain di dalam tim. Masing-masing bertanggung jawab terhadap suatu bidang atau jenis
pekerjaan/tugas. Di lingkungan sekolah, tugas
dari peserta didik, guru dan warga sekolah lainnya berbeda-beda.
Agar terbentuk kerjasama yang baik, semua anggota sekolah melaksanakan
tugas dan tanggung jawab yang telah ditentukan.
c.
Sediakan waktu untuk menentukan cara kerjasama
Meskipun
setiap orang telah menyadari bahwa tujuan hanya bisa dicapai melalui kerja
sama, namun bagaimana kerja sama itu harus dilakukan perlu adanya pedoman.
Pedoman tersebut sebaiknya merupakan kesepakatan semua pihak
yang terlibat. Pedoman dapat dituangkan secara tertulis atau sekedar sebagai konvensi.
d.
Hindari masalah yang bisa diprediksi
Hal
ini dapat diartikan mengantisipasi
masalah yang bisa terjadi. Seorang pemimpin yang baik harus dapat mengarahkan anak buahnya untuk mengantisipasi masalah yang akan muncul, bukan sekedar
menyelesaikan
masalah. Dengan
mengantisipasi, apa lagi kalau dapat mengenali sumber-sumber masalah, maka organisasi tidak akan disibukkan kemunculanmasalah yang silih berganti harus ditangani.
e.
Gunakan konstitusi atau aturan tim yang telah disepakati bersama
Peraturan
tim akan banyak membantu mengendalikan tim dalam menyelesaikan
pekerjaannya dan menyediakan petunjuk ketika ada hal yang salah.
Selain itu perlu juga ada konsensus tim
dalam mengerjakan satu pekerjaan.
f. Ajarkan rekan baru satu tim
Jika
ada anggota baru dalam satu tim, ada baiknya agar anggota baru mengetahui bagaimana tim beroperasi dan bagaimana perilaku antar
anggota tim berinteraksi. Hal yang dibutuhkan anggota
tim adalah gambaran jelas tentang cara kerja, norma,
dan nilai-nilai tim
g. Selalu bekerjasama
Caranya
dengan membuka pintu gagasan orang lain. Tim
seharusnya menciptakan lingkungan yang
terbuka dengan gagasan setiap anggota.
h. Wujudkan gagasan menjadi
kenyataan
Caranya
dengan menggali atau memacu kreativitas tim dan mewujudkan menjadi
suatu kenyataan. Di sekolah banyak sekali gagasan yang kreatif, karena itu
usahakan untuk diwujudkan agar tim bersemangat untuk meraih tujuan. Dalam
menggali gagasan perlu mencari kesamaan pandangan.
i.
Aturlah perbedaan secara aktif
Perbedaan
pandangan atau bahkan konflik adalah hal yang biasa terjadi di sebuah lembaga atau organisasi. Organisasi yang baik dapat memanfaatkan perbedaan dan mengarahkannya sebagai kekuatan untuk memecahkan masalah. Cara yang paling baik adalah mengadaptasi perbedaan
menjadi bagian konsensus yang produktif.
j.
Perangi virus konflik
Di
sekolah terkadang ada saja sumber konflik misalnya pembagian tugas yang tidak merata ada yang terlalu berat tetapi ada juga yang
sangat ringan.
Ini sumber konflik dan
perlu dicegah agar tidak meruncing. Konflik dapat melumpuhkan
tim kerja jika tidak segera ditangani.
k. Saling percaya
Jika
kepercayaan antar anggota hilang, sulit bagi tim untuk bekerja bersama. Apalagi terjadi, anggota tim cenderung menjaga jarak, tidak siap
berbagi informasi,
tidak terbuka dan saling curiga. Situasi ini tidak baik bagi tim. Membiarkan situasi yang saling tidak percaya antar-anggota tim
dapat memicu konflik.
l.
Saling memberikan penghargaan
Setelah
sebuah pekerjaan besar selesai atau ketika pekerjaan yang sulit membuat tim lelah, kumpulkan anggota tim untuk merayakannya. Di
sekolah dapat dilakukan sesering mungkin setiap akhir
kegiatan besar seperti akhir semester,
akhir ujian nasional, dan lain-lain.
m. Evaluasilah tim secara
teratur
Tim
yang efektif akan menyediakan waktu untuk melihat proses dan hasil kerja tim. Setiap anggota diminta untuk berpendapat tentang
kinerja tim,
evaluasi kembali tujuan
tim, dan konstitusi tim.
n. Jangan menyerah
Terkadang
tim menghadapi tugas yang sangat sulit dengan kemungkinan untuk
berhasil sangat kecil. Tim bisa menyerah dan mengizinkan kekalahan ketika semua jalan kreativitas dan sumberdaya yang ada telah
dipakai. Untuk
meningkatkan semangat
anggotanya antara lain dengan cara memperjelas mengapa
tujuan tertentu menjadi penting dan begitu vital untuk dicapai. Tujuan merupakan sumber energi tim. Setelah itu bangkitkan
kreativitas tim yaitu dengan cara
menggunakan kerangka fikir dan pendekatan baru terhadap masalah.
Seperti yang telah disebutkan bahwa kerjasama merupakan bagian dari kemampuan sosial.
Menurut
Abu Ahmadi (1991: 53) menjelaskan bahwa masalah
sosial lebih efektif, lebih efisian dan relevan jika ditangani melalui bentuk bimbingan kelompok.Tohirin (2007: 290) memaparkan beberapa
bentuk bimbingan kelompok, yaitu: 1. Program Home
Room; 2. Karyawisata; 3. Diskusi Kelompok;
4. Kegiatan Kelompok; 5. Organisasi Siswa; 6. Sosiodrama; 7.Psikodrama; 8. Pengajaran Remedial.
Berdasarkan
pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa cara untuk
meningkatkan keterampilan bekerjasama adalah dengan menggunakan salah satu strategi bimbingan kelompok. Teknik diskusi kelompok
dirancang untuk membantu terjadinya
pembagian tanggung jawab ketika peserta didik mengikuti layanan
dan berorientasi menuju pembentukan manusia sosial. Terjadinya pembagian tanggungjawab ketika peserta didik mengikuti layanan
diskusi kelompok dapat diterapkan menggunakan teknik numbered heads together.
Penjelasan
mengenai teknik numbered heads together akan dipaparkan pada pembahasan selanjutnya
Komentar
Posting Komentar