HAKIKAT KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA



BAB II
PEMBAHASAN


A.    HAKIKAT KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

1.      Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata units, sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan communion yang berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan gabungan, pergaulan atau hubungan. Karena untuk bercommunio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata itu dibuat kata kerja communicate yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Jadi komunikasi berarti pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.

Endang Lestari dan MA Maliki, (2009:4-5) Pengertian lain bahwa komunikasi dari kata communicate yang berarti sebagai upaya untuk membuat pendapat, mengatakan perasaan, menyampaikan informasi dan sebagainya agar diketahui atau dipahami oleh orang lain (to make opinios, feelings, information etc, known ot understood by others). Arti lain juga sebagai berbagi (to share), bertukar (to exchange) pendapat, perasaan, informasi. Communication diartikan sebagai tindakan atau proses berkomunikasi (the act or process of communicating). Secara terminologi, para pakar yang memberikan definisi tentang komunikasi diantaranya sebagai berikut: 
Menurut Harwood bahwa communication is more technically defined as a process for conduction the momories, yaitu komunikasi didefinisikan lebih teknis sebagai suatu proses untuk membangkitkan kembali ingatan-ingatan. Shannon and Weaver mendefinisi bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya. Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses hubungan antara satu orang dengan orang lain atau kelompok atau sebaliknya, yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama melalui pertukaran informasi yang dapat berpengaruh terhadap sikap atau tingkah laku orang lain.

2.      Pengertian Budaya
Kata ”budaya” berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu ”buddhayah” yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi, yang berarti budi atau akal. Kebudayaan itu sendiri diartikan sebagai hal yang berkaitan dengan budi atau akal.
Istilah lainnya ”culture” yang merupakan istilah bahasa asing, sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata ”colere” yang artinya adalah mengolah atau mengerjakan, keahlian mengolah, mengerjakan tanah atau bertani. Kata colere yang kemudian berubah menjadi culture diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

Untuk melengkapi pemahaman mengenai pengertian komunikasi antarbudaya ini, dibawah ini ada beberapa definisi yang dapat dijadikan rujukan, yaitu:
1.      Komunikasi antarbudaya adalah pernyataan diri antarpribadi yang paling efektif antara dua orang yang saling berbeda latar belakang budaya.
2.      Komunikasi antarbudaya merupakan pertukaran pesan-pesan yang disampaikan secara lisan, tertulis bahkan secara imajiner antara dua orang yang berbeda latar belakang budaya.
3.      Komunikasi antarbudaya merupakan pembagian pesan yang berbentuk informasi atau hiburan yang disampaikan secara lisan atau tertulis atau model lainnya yang dilakukan oleh dua orang yang berbeda latar belakang budayanya.
4.      Komunikasi antarbudaya adalah pengalihan informasi dari seorang yang berkebudayaan tertentu kepada orang yang berkebudayaan lain.
5.      Komunikasi antarbudaya adalah pertukaran makna yangberbentuk symbol yang dilakukan dua orang yang berbeda latar belakang budayanya.
6.      Komunikasi antarbudaya adalah proses pengalihan pesan yang dilakukan seorang melalui saluran tertentu kepada orang lain yang keduanya berasal dari latar belakang budaya yang berbeda danmenghasilkan efek tertentu.
7.      Komunikasi antar budaya adalah setiap proses pembagian informasi, gagasan atau perasaan di antara mereka yang berbeda latar belakang budayanya. Proses pembagian informasi itu dilakukan secara lisan dan tertulis, juga melalui bahasa tubuh, gaya atau tampilan pribadi, atau bantuan hal lain disekitarnya yang memperjelas pesan (Liliweri, 2003:9).
Beberapa pakar mendefinisikan komunikasi antarbudaya di antaranya:
1.      Andrea L. Rich dan Dennis M. Ogawa
Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda kebudayaan, misalnya antara suku bangsa, antaretnik dan ras, antarkelas sosial.
2.      Samover dan Porter
Komunikasi antarbudaya terjadi di antara produser pesan dan penerima pesan yang latar belakang kebudayaannya berbeda.
3.      Chaley H. Dood
Komunikasi antarbudaya meliputi komunikasi yang melibatkan peserta komunikasi yang mewakili pribadi, antarpribadi, dan kelompok, dengan tekanan pada perbedaan latar belakang kebudayaan yang mempengaruhi perilaku komunikasi para peserta (Liliweri, 2003:10).
4.      Young Yun Kim (1984)
komunikasi antarbudaya adalah suatu peristiwa yang merujuk dimana orang-orang yang terlibat didalamnya, baik secara langsung maupun tidak langsung memiliki latar belakang budaya yang berbeda.
5.      Joseph DeVito (1997)
Komunikasi antarbudaya mengacu pada komunikasi antara orang-orang dari kultur yang berbeda – antara orang-orang yang memiliki kepercayaan, nilai, atau cara berperilaku kultural yang berbeda

a.       Dan Bentuk Komunikasi Antar Budaya
Ada beberapa jenis atau model komunikasi yang menjadi bagian dari komunikasi antarbudaya antaralain komunikasi internasional (International Communications), komunikasi antarras (interracial communication), komunikasi antaretnis (interethnic communication). Pertama, komunikasi internasional (International Communications), yaitu proses komunikasi antara bangsa dan negara. Komunikasi ini tercermin dalam diplomasi dan propaganda, dan seringkali berhubungan dengan situasi intercultural (antarbudaya) dan interracial (antarras). Komunikasi internasional lebih menekankan kepada kebijakan dan kepentingan suatu negara dengan negara lain yang terkait dengan masalah ekonomi, politik, pertahanan, dan lain-lain.

Menurut K.S. Sitaram, bahwa komunikasi internasional adalah komunikasi antara struktur-struktur politik alih-alih antara budaya-budaya individual, artinya komunikasi internasional dilakukan antara bangsa-bangsa, sering lewat para pemimpin negara atau wakil-wakil negara (menteri luar negeri, duta besar, konsul jenderal, dan sebagainya). Para wakil negara tersebut mewakili kepentingan negaranya dalam upaya meyakinkan negara lain atas berbagai kebijakan.
Secara lebih spesifik (Liliweri,2001:22) studi-studi komunikasi internasional disandarkan atas pendekatan-pendekatan maupun metodologi sebagai berikut:
1.      Pendekatan peta bumi (geographical approach) yang membahas arus informasi maupun  liputan internasional pada bangsa atau Negara tertentu, wilayah tertentu, ataupun lingkup dunia, di samping antarwilayah.
2.      Pendekatan media (media approach), adalah pengkajian berita internasional melalui suatu medium atau multimedia.
3.      Pedekatan peristiwa (event approach) yang mengkaji suatu peristiwa lewat suatu medium.
4.      Pendekatan ideologis (idelogical approach), yang membandingkan sistem pers antarbangsa atau melihat penyebaran arus berita internasional dari sudut ideologis semata-mata.                                         
b.      FUNGSI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Secara khusus, fungsi komunikasi antarbudaya adalah untuk mengurangi ketidakpastian.  Menurut Gundykunstt dan Kim (dalam Liliweri, 2003:19), usaha untuk mengurangi tingkat ketidakpastian itu dapat dilakukan melalui tiga tahap interaksi, yakni:
a.       Pra-kontak atau tahap pembentukan kesan melalui simbol verbal maupun nonverbal (apakah komunikan suka berkomunikasi atau menghindari komunikasi).
b.      Initial contact and imppresion, yakni tanggapan lanjutan atas kesan yang muncul dari kontak awal tersebut; misalnya anda bertanya pada diri sendiri; Apakah saya seperti dia ?  Apakah dia mengerti saya ?  Apakah saya rugi waktu kalau berkomunikasi dengan dia ?
c.       Closure, mulai membuka diri anda sdendiri yang semula tertutup melalui atribusi dan pengembangan kepribadian implisit. Menurut Johnson (dalam Supratiknya, 1995:14), pembukaan diri memiliki dua sisi, yaitu bersikap terbuka kepada yang lain dan bersikap terbuka bagi yang lain. Kedua proses tersebut dapat berjalan secara serentak antara kedua belah pihak sehingga  membuahkan relasi yang terbuka antara kita dengan orang lain.
Secara umum, fungsi komunikasi antarbudaya terbagi menjadi 2 bagian antaralain fungsi pribadi dan sosial.
1.      Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi yang bersumber dari seorang individu.    Menyatakan Identitas Sosial
Ø  Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku komunikasi individu yang digunakan untuk menyatakan identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik secara verbal dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui identitas diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul suku bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan seseorang.
Ø  Menyatakan Integrasi Sosial
Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi, antarkelompok namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur. Perlu dipahami bahwa salah satu tujuan komunikasi adalah memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi antara komunikator dan komunikan. Dalam kasus komunikasi antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya antar komunikator dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi. Dan prinsip utama dalam proses pertukaran pesan komunikasi antarbudaya adalah: saya memperlakukan anda sebagaimana kebudayaan anda memperlakukan anda dan bukan sebagaimana yang saya kehendaki. Dengan demikian komunikator dan komunikan dapat meningkatkan integrasi sosial atas relasi mereka.
Ø  Menambah Pengetahuan
Seringkali komunikasi antarpribadi maupun antarbudaya menambah pengetahuan bersama, saling mempelajari kebudayaan masing-masing.
Ø  Melepaskan Diri atau Jalan Keluar
Kadang-kadang kita berkomunikasi dengan orang lain untuk melepaskan diri atau mencri jalan keluar atas masalah yang sedang kita hadapi. Pilihan komunikasi seperti itu kita namakan komunikasi yang berfungsi menciptakan hubungan yang komplementer dan hubungan yang simetris.

2.      Fungsi Sosial
a)      Pengawasan
Fungsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek komunikasi antarbudaya di antara komunikator dan komunikan yang berbada kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan "perkembangan" tentang lingkungan. Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh media massa yang menyebarlusakan secara rutin perkembangan peristiwa yang terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks kebudayaan yang berbeda.
b)      Menjembatani
Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan pula oleh pelbagai konteks komunikasi termasuk komunikasi massa.
c)      Sosialisasi Nilai
Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.
d)     Menghibur
Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya. Misalnya menonton tarian hula-hula dan "Hawaian" di taman kota yang terletak di depan Honolulu Zaw, Honolulu, Hawai. Hiburan tersebut termasuk dalam kategori hiburan antarbudaya.

3.      Tujuan Komunikasi Antarbudaya
Kemampuan komunikasi antarbudaya tidak sekedar untuk tujuan pragmatis pergaulan, tetapi lebih dari itu memiliki tujuan tertentu yang bersifat kognitif dan afektif.  Litvin (dalam Mulyana, ed., 2001) merinci tujuan tersebut adalah:
1.      Menyadari bias budaya.
2.      Lebih peka secara budaya.
3.      Memperoleh kapasitas untuk benar-benar terlibat dengan anggota dari budaya lain untuk menciptakan  hubungan yang langgeng dan memuaskan dengan orang tersebut.
4.      Merangsang pemahaman yang lebih besar atas budaya sendiri.
5.      Memperluas dan memperdalam pengalaman seseorang.
6.      Mempelajari keterampilan komunikasi yang membuat seseorang mampu menerima gaya dan isi komunikasinya sendiri.
7.      Membantu memahami budaya sebagai hal yang menghasilkan dan memelihara semesta wacana dan makna bagi para anggotanya.
8.      Membantu memahami kontak antarbudaya sebagai suatu cara untuk memperoleh pandangan ke dalam budaya sendiri: asumsi-asumsi, nilai-nilai, kebebasan-kebebasan dan keterbatasan-keterbatasannya.
9.      Membantu memahami model-model, konsep-konsep dan aplikasi-aplikasi bidang komunikasi antarbudaya.
10.   Membantu menyadari bahwa sistem-sistem nilai  yang berbeda dapat dipelajari secara sistematis, dibandingkan, dan dipahami.

B.     Pembahasan Hasil Observasi
1.      Profil Desa
Desa                    : Gisting Atas
Kecamatan          : Gisting
Kabupaten          : Tanggamus
Kepala Desa        : Edi Supratto
Warga                 : kurang lebih 200 kepala keluarga

Desa gisting atas merupakan desa yang ada di kecamatan tanggamus yang mayoritas orang nya di huni oleh suku jawa, akan tetapi selain dari suku jawa masih banyak suku yang lainya walaupun popolasina belum terlalu banyak seperti suku sunda, semendo, batak, bugis, dan cina. Keanekaragaman suku yang ada didesa gisting atas sanggat memungkinkan terjadinya sebuah konflik, kemudian dengan latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda mulai dari yang petani sampai dengan pegawai negeri dan wira suasta dan lain-lain.
Komonikasi antar budaya sngat dibutuhkan dalam proses intraksi antar warga yang ada di lingkungan desa gisting atas untuk menambah rasa ke eratan di atara berbagai macam suku dan latarbelakang budaya untuk mencapai keadilan bagi seluruh rakyat indonesia.

2.      Konflik yang terjadi
Konflik yang sering terjadi di desa Gisting Atas. Berdassrkan hasil observasi yang saya lakukan dengan meminta keterangan dari salah-satu perangkat desa ia mengatakan untuk selama ini belum terjadi konflik yang siknivikan hingga menggakibatkan konflik yang mengakibatkan peprrangan. Konflik yang terjadi di daerah gisting atas ini hanya sebatas antar individu saja atau atar tetangga saja akan yang itu disebabkan oleh kesinggungan dari segi tingkah laku dan pembicaraan dan cara atau kebiasaan atar suku ‘sehingga mengakibatkan konflik. Bawasanya konflik ini terjadi karna tetangga yang satu orang jawa dan yang satunya lagi orang batak timbulnya konflik karna perbedaan cara bicara dan tata cara tingkah laku atau kebiasaan di dalam kehidupan sehari-hari sehingga menimbulkan adu mulut dan saling tidak menegor, akan tetapi sampai saat ini kedua belah pihak telah berdamai .

3.      Cara warga mengatasi permasalahan yang terjadi
Cara yang dilakukan warga agar tidak terjadinya konflik yang dapat membuat situasi menjadi lebih rumit dan kacau. Maka warga melakukan sebua tindakan gar konflik atar individu tidak terjadi lagi ialah dengan cara membuat atau membentuk suatu kegiatan guna untuk berkumpulnya semua warga yang ada di gisting atas di dalam satu wadah dengan latar belakang suku yang berbeda yang tujuanya agar tiap-tiap individu memperoleh pengetahuan tentang suku-suku yang lain serta kebiasaan dan tata cara kehidupan, dengan demikian akan terbentuk suatu kesatuan yang utuh atar warga dan individu yang ada di deasa Gisting Atas ini.

4.      Pola komonikasi antar suku di Desa gisting atas
Pola komoniksi yang di terapkan di Desa Gisting Atas ilah dengan melakukan komonikasi antar pribadi dan kelompok. Komonikasi yang dilakukan dap[at terlihat ketika individu warga yangsatu membicarakan suatui permaslahan dengan individu warga yang lainya, misalnya ketika sedang santai pada sore hari atau lagi nongkrong di depan rumah, di warung, di sawah dan lain sebagainya  dengan demikian meraka akan terhindar dengan konflik.

5.      Humbungan yang dapat terjalin dengan adanya perbedaan latar belakang yang ada di Desa Gisting Atas
Hubungan yang dijalin oleh masyarakat di Desa Gisting Atas ialah dengan melakukan rasa saling memahami dan memaklumi atara kebiasaan dan tata cara antar suku yang ada di sekitar meraka. Terjadinya hubungan komonikasi di desa setempat bukan haya kegiatan-kegiatan yang ada di dalam desa saja akan tetapi didalam kehidupan sehari-hari mereka selalu saling sapa dan saling bahu membahu melakukan suatu kegiatan dengan sipat bergotongroyong dalam segi hal apupun untuk mewujutkan masyarakat di Desa Gisting Atas yang damai dan bersahaja.










BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah idpaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi).
2.      Komunikasi dan budaya memiliki hubungan yang berkaitan  antara yang satu dengan yang lainnya. Budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi, dan komunikasipun turut menentukan budaya. Kegiatan komunikasi membawa latar belakang budaya pengalaman yang berbeda dan mencerminkan nilai yang berbeda.
3.      Komunikasi antarbudaya sudah menjadi kebutuhan antara individu maupun kelompok.
4.      Peranan bahasa sangat menentukan baik atau buruknya komunikasi yang dilakukan.
5.      Dengan melakukan komunikasi antarbudaya secara tidak langsung dapat mengetahui budaya dan pengalaman yang berbeda.

B.     SARAN
Harapan saya dengan di buatnya makalah ini dapat menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai komonikasi antar suku, untuk kedepanya dapat dijadikan pembelajaran dan pengetahuan yang baik untuk hidup di dalam masyarak yang memiliki latar blakang yang berbeda akan tetapi terbentuk masyarakat yang damai dan tentram.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012. KomunikasiAntarbudaya. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/komunikasi_antarbudaya  pada tanggal 20 Maret 2015 pukul 14.10 wita.

Prangakat desa Gisting Atas

Komentar

Postingan Populer