MOTIVASI BELAJAR
MOTIVASI
BELAJAR
1. PENGERTIAN
MOTIVASI
Sujono
Trimo Motivasi adalah suatu kekuatan penggerak dalam prilaku
individu dalam prilaku individu baik yang akam menentukan arah maupun
daya ahan (perintence) tiap perilaku manusia yang didalamnya terkandung
pula ungsur-ungsur emosional insane yang berasangkutan
Menurut
Sartain, Motivasi adalah suatu pertanyaan yang komplek dimana dalam suatu
organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal ) atau
perangsang.
Menurut Chifford T.
Morgan, motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan
aspek-aspek dari pada motivasi. Ketiga hal tersebut adalah keadaan yang
mendorong tingkah laku (Motiving states), yaitu tingkah laku yang
didorong oleh keadaan tersebut (Motiving Behavior), dan tujuan dari tingkah
laku tersebut (Goal or Endsof Such Behavior).
Menurut Fredrick J.
Mc Donal, memberikan sebuah pernyataan yaitu motivasi adalah perubahan energi
pada diri dari seseorang yang ditantai dengan perasaan dan juga reaksi untuk
mencapai sebuah tujuan. MenurutT. Hani Handoko ( 2003:252), mengemukakan
bahwa motivas iadalah “Keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”.Menurut H.
Hadari Nawawi (2003:351), pengertian dari motivasi adalah:“Suatu keadaan
yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau
kegiatan yang berlangsung secara sadar”.
Menurut A. Anwar
Prabu Mangkunegara (2002:95), mengatakan mengenai motivasi adalah :
“kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara prilaku yang berubungan dengan lingkungan kerja”.
“kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara prilaku yang berubungan dengan lingkungan kerja”.
Menurut Henry
Simamora (2004:510), devinisi dari motivasi adalah :“Sebuah fungsi dari
pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja
yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendki”.
2. MACAM-MACAM
MOTIVASI
a. Motivasi Intrinsik
Menurut Sadirman AM, motivasi intrinsik adalah : “motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu di rangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu”.
Menurut Sadirman AM, motivasi intrinsik adalah : “motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu di rangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu”.
Dengan demikian
motivasi intrinsik dapat pula dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya
aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan pada suatu dorongan dalam
diri dan secara mutlak terkait dengan aktivitas belajar. Sedangkan menurut
Chalijah Hasan motivasi intrinik adalah : “jenis motivasi ini timbul sebagai
akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari
orang lain”[7]
b. Motivasi Ekstrinsik
Menurut Chalijah
Hasan motivasi ekstrinsik adalah “jenis motivasi ini timbul sebagai akibat
pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan
dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan
sesuatu atau belajar”. [12] Sedangkan Sadirman menyebutkan : “motivasi
ekstrinsik itu adalah motif-motif yang aktif dan fungsinya karena adanya
perangsang dari luar”. [13]
Motif ekstrinsik dapat pula dikatakan sebagai suatu bentuk motivasi yang di
dalamnya aktivitas belajar yang diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang
tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Berdasarkan pada
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik itu aktif jika di
rangsang dari luar dan mempunyai kontribusi besar dalam menumbuhkan motivasi
ini adalah keluarga sakinah, sebagai tempat yang pertama dan utama dalam proses
pendidikan. Dengan berbagai cara keluarga sakinah dapat melakukan rangsangan
untuk motivasi belajar anak. Anak didalam melakukan sesuatu aktifitas belajar
seringkali mengalami kesulitan dan untuk mengatasi kesulitan tersebut keluarga
sebagai pilar utama harus membantu anak dalam mengatasi kesulitan tersebut.
Dengan pemberian dan penanaman motivasi kepada anak dapat menjadikan anak
tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, lepas dari ketergantungan serta tidak
mudah putus asa.
3. FUNGSI
MOTIVASI DALAM BELAJAR
1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau
perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
2.Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya
mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3.Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya
menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan
cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
4. PENGERTIAN
BELAJAR
a. Menurut
Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan
yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang
keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.
b. Sifat
perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak
bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat
kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
c. Sedangkan Pengertian
Belajar menurut
Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar
merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku,
yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan
sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat
adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta
akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
d. Moh.
Surya (1981:32), definisi
belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada
prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.
5. PENGERTIAN
MOTIVASI BELAJAR
Dalam A.M. Sardiman
(2005:75) motivasi
belajar dapat
juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak
suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka
itu.
Menurut Siti Sumarni
(2005), Thomas L. Good dan Jere B. Braphy (1986) mendefinisikan motivasi sebagai suatu energi penggerak
dan pengarah, yang dapat memperkuat dan mendorong seseorang untuk bertingkah
laku. Ini berarti perbuatan seseorang tergantung motivasi yang mendasarinya.
6. JENIS-JENIS BELAJAR
Jenis-jenis belajar Menurut Robert M. Gagne :
Manusia memilki
beragam potensi, karakter, dan kebutuhan dalam belajar. Karena itu banyak
tipre-tipe belajar yang dilakukan manusia. Gagne mencatat ada delapan tipe
belajar :
1. Belajar isyarat
(signal learning). Menurut Gagne, ternyata tidak semua reaksi sepontan manusia
terhadap stimulus sebenarnya tidak menimbulkan respon.dalam konteks inilah
signal learning terjadi. Contohnya yaitu seorang guru yang memberikan isyarat
kepada muridnya yang gaduh dengan bahasa tubuh tangan diangkat kemudian
diturunkan.
2. Belajar stimulus
respon. Belajar tipe ini memberikan respon yang tepat terhadap stimulus yang
diberikan. Reaksi yang tepat diberikan penguatan (reinforcement) sehingga
terbentuk perilaku tertentu (shaping). Contohnya yaitu seorang guru memberikan
suatu bentuk pertanyaan atau gambaran tentang sesuatu yang kemudian ditanggapi
oleh muridnya. Guru member pertanyaan kemudian murid menjawab.
3. Belajar
merantaikan (chaining). Tipe ini merupakan belajar dengan membuat
gerakan-gerakan motorik sehingga akhirnya membentuk rangkaian gerak dalam
urutan tertentu. Contohnya yaitu pengajaran tari atau senam yang dari awal
membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk mencapai tujuannya.
4. Belajar asosiasi
verbal (verbal Association). Tipe ini merupakan belajar menghubungkan suatu
kata dengan suatu obyek yang berupa benda, orang atau kejadian dan merangkaikan
sejumlah kata dalam urutan yang tepat. Contohnya yaitu Membuat langkah kerja
dari suatu praktek dengan bntuan alat atau objek tertentu. Membuat prosedur
dari praktek kayu.
5. Belajar membedakan
(discrimination). Tipe belajar ini memberikan reaksi yang berbeda–beda pada
stimulus yang mempunyai kesamaan. Contohnya yaitu seorang guru memberikan
sebuah bentuk pertanyaan dalam berupa kata-kata atau benda yang mempunyai
jawaban yang mempunyai banyak versi tetapi masih dalam satu bagian dalam
jawaban yang benar. Guru memberikan sebuah bentuk (kubus) siswa menerka ada
yang bilang berbentuk kotak, seperti kotak kardus, kubus, dsb.
6. Belajar konsep
(concept learning). Belajar mengklsifikasikan stimulus, atau menempatkan
obyek-obyek dalam kelompok tertentu yang membentuk suatu konsep. (konsep :
satuan arti yang mewakili kesamaan ciri). Contohnya yaitu memahami sebuah
prosedur dalam suatu praktek atau juga teori. Memahami prosedur praktek uji
bahan sebelum praktek, atau konsep dalam kuliah mekanika teknik.
7. Belajar dalil
(rule learning). Tipe ini meruoakan tipe belajar untuk menghasilkan aturan atau
kaidah yang terdiri dari penggabungan beberapa konsep. Hubungan antara konsep
biasanya dituangkan dalam bentuk kalimat. Contohnya yaitu seorang guru
memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas yang merupakan
kewajiban siswa, dalam hal itu hukuman diberikan supaya siswa tidak mengulangi
kesalahannya.
8. Belajar memecahkan
masalah (problem solving). Tipe ini merupakan tipe belajar yang menggabungkan
beberapa kaidah untuk memecahkan masalah, sehingga terbentuk kaedah yang lebih
tinggi (higher order rule). Contohnya yaitu seorang guru memberikan kasus atau
permasalahan kepada siswa-siswanya untuk memancing otak mereka mencari jawaban
atau penyelesaian dari masalah tersebut.
Selain delapan jenis
belajar, Gagne juga membuat semacam sistematika jenis belajar. Menurutnya
sistematika tersebut mengelompokkan hasil-hasil belajar yang mempunyai
ciri-ciri sama dalam satu katagori. Kelima hal tersebut adalah :
1. keterampilan
intelektual : kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya
dengan menggunakan symbol huruf, angka, kata atau gambar.
2. informasi verbal :
seseorang belajar menyatakan atau menceritakan suatu fakta atau suatu peristiwa
secara lisan atau tertulis, termasuk dengan cara menggambar.
3. strategi kognitif
: kemampuan seseorang untuk mengatur proses belajarnya sendiri, mengingat dan
berfikir.
4. keterampilan
motorik : seseorang belajar melakukan gerakan secara teratur dalam urutan
tertentu (organized motor act). Ciri khasnya adalah otomatisme yaitu gerakan
berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar dan luwes.
5. sikap keadaan
mental yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan pilihan-pilihan dalam
bertindak.
7.
CARA MEMOTIVASI BELAJAR SISWA
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini
sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk
mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan
atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa
merupakan motivasi belajar yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru,
bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati
dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya
bukan sekedar kognitifnya saja.
2. Hadiah
Hadiah dapat menjadi
motivasi belajar yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang
akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu
pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
3. Kompetisi
Persaingan, baik yang
individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi
belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih
bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran
kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan
sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup
penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan
mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi belajar.
5. Memberi Ulangan
Para siswa akan giat
belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi ulangan jangan terlalu
sering dilakukan karena akan membosankan dan akan jadi rutinitas belaka.
6. Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil
belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi belajar anak. Dengan mengetahui
hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika
hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha
mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
7. Pujian
Apabila ada siswa
yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian.
Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang
baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan
memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi belajar serta
sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8. Hukuman
Hukuman adalah bentuk
reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana,
bisa menjadi alat motivasi belajar anak. Oleh karena itu, guru harus memahami
prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.
8. TIPS-TIPS
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
• Bergaullah dengan
orang-orang yang senang belajar
Bergaul dengan
orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar
belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan
baik dalam belajar.Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada
orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang
lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau
orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah presrasi.Kebiasaan dan
semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman
dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan
tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika
bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak
wangi.
•
Belajar apapun
Pengertian belajar di
sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar
tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis,
membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.
•
Belajar dari internet
Kita bisa
memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang
belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran,
dan memotivasi diri. Sebagai contoh, jika ingin termotivasi untuk belajar bahasa
Inggris
•
Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif
Di dunia ini, ada
orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular
semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang
atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.
•
Cari motivator
Kadangkala, seseorang
butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya:
teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan
mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahakan atau memotivasi
Anda belajar dan meraih prestasi. “Resep
sukses: Belajar ketika orang lain tidur, bekerja ketika orang lain bermalasan,
dan bermimpi ketika orang lain berharap.” –WilliamA.Ward
Komentar
Posting Komentar