KONSEP BK BELAJAR ## YULIZA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah
merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam membentuk
pribadi siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Sekolah
merupakan suatu sistim yang komponen-komponen didalamnya terintegrasi dengan
baik. Bimbingan dan konseling adalah salah satu komponen sekolah yang bertugas
membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi komponen sekolah yang lain.
Bimbingan
dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara
individu maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal
dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan
belajar dan perencanaan karier, melalui berbaga jenis layanan dan kegiatan
pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Secara
formal kedudukan BK dalam sistem pendidikan di Indonesia ada didalam
undang-undang No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional beserta perangkat
peraturan pemerintahanya, sedangkan hal-hal yang berhubungan dengan
pendidikan dasar dimana sekolah dasar ada didalamnya dibicarakan secara
khusus dalam PP No. 28/1999 tentang pendidikan dasar bab X pada pasal 25 ayat
I.
Pentingnya
BK disekolah dasar ini pun didasari atas banyaknya kasus kenakalan dan
kriminalitas yang dilakukan oleh anak-anak sekolah dasar serta permasalahan-permasalahan
yang menimpa mereka mengakibatkan terhambatnya perkembangan mereka, baik dalam
akademis, pribadi maupun hubungan sosial.
Dalam
bidang akademis siswa sekolah dasar membutuhkan suatu bimbingan yang membantu
mereka memecahkan masalah belajarnya. Kemampuan anak sekolah dasar menjadi
titik awal kehidupannya di kemudian hari, sehingga perlunya penuntasan masalah
belajar yang dialaminya dan pemenuhan kebutuhan belajar yang mereka butuhkan.Tanggung
jawab ini semakin menumbuhkan kebutuhan adanya bimbingan yang terorganisir di
sekolah
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimankah Konsep BK belajar?
2.
Bagaimanakah Konsep BK belajar anak Sekolah
Dasar?
3.
Apa Tujuan dan fungsi BK belajar anak SD?
4.
Bagaimana Peran orang tua dan guru dalam BK
belajar anak SD?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui konsep Bimbingan &
Konseling belajar
2.
Untuk mengetahui konsep Bimbingan &
Konseling belajar anak Sekolah Dasar
3.
Untuk mnegetahui tujuan dan fungsi BK belajar
anak SD
4.
Untuk mengetahui peran orang tua dan guru dalam
BK Belajar anak SD
PEMBAHASAN
A.
Konsep BK Belajar
1. Pengertian
Bimbingan Konseling Belajar
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh seorang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu,
baik anak-anak remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing mendapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan
kekuatan individu yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang
berlaku.Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu
memahami diri dan lingkugannya ( Shertzer and Stone 1971:40).
Konseling
merupakan serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu
konseli / klien secara tatap muka langsung dengan tujuan agar klien dapat
mengambil tanggung jawab sendiri terhadap bebagai persoalan atau masalah khusus
maka masalah yang dihadapi oleh klien dapat teratasi semuanya.( Menurut
Winkell (2005 : 34).
Konseling adalah pertalian timbal balik antara dua orang atau lebih dimana
satu orang sebagai pihak yang membantu dengan yang lain sebagai konseli, supaya
ia dapat memahami dirinya dan hubungannya dengan masalah yang dihadapinya pada
waktu sekarang atau yang akan datang.
Belajar
adalah suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilakn perubahan - perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan, dan sikap-sikap (menurut Winkell). Belajar
adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam
pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat
secara relatif konsta dan berbekas.
Setelah
ditarik kesimpulan maka pengertian bimbingan dan konseling belajar adalah
bimbingan yang tujuannya untuk membantu para individu atau peserta didik dalam
memecahkan masalah-masalah belajar dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan belajarnya.
2.
Ruang Lingkup BK
Belajar
Berikut ini akan di sebutkan ruang lingkup BK belajar. BK belajar memiliki
4 ruang lingkup yaitu :
1) Perkembangan dan penyesuaian diri atau pribadi dalam belajar
a) Berkaitan dengan minat, kemampuan diri sendiri
b) Juga aktualisai terhadap kemampuan dan minat diri sendiri.
c) Mengarahkan diri kearah yang lebih baik
d) Mengurangi dan menghilangkan sikap yang tidak baik dalam belajar
2) Kemampuan dalam pendidikan dan penjurusan
a) Memilih studi lanjut seuai dengan kemampuan
b) Memilih studi lanjut sesuai dengan minat
c) Memilih studi lanjut sesuai dengan kondisi
3) Perkembangan dalam belajar
a) Adanya informasi mengenai sukses dalam belajar
b) Informasi mengenai bagaimana belajar yang efesien
c) Informasi mengenai faktor-faktor apa sajakah yang dapat mendukung dan
mengganggu belajar
4) Penelitian yang berkaitan dan menyangkut belajar siswa
a) Melakukan penelitian terhadap siswa di sekolah yang berkaitan dengan banyak
variabel ( prestasi, motivasi, minat, masalah dan cara penyelesaianya)
b) Meningkatkan pembelajaran dengan berbagai metode- metode
3. Prinsip-Prinsip BK Belajar
1)
Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa
2)
Guru harus memahami kesulitan belajar siswa
3)
Bimbingan belajar yang diberikan harus
disesuaikan
4)
Bimbingan belajar harus menggunakan teknik yang
bervariasi
5)
Guru bekerja sama dengan staf sekolah yang lain
6)
Orang tua adalah pembimbing siswa di rumah
7)
Bimbingan belajar dapat diberikan dalam situasi
belajar di sekolah/luar sekolah
4. Tujuan
Bimbingan Konseling Belajar
a.
Menurut
teori Humanistik, tujuan belajar adalah untukmemanusiakan manusia.
Proses belajar dianggap berhasil apabila si pelajar mampu memahami dirinya dan lingkungannya.
Sedangkan menurut teori belajar ; belajar adalah usaha memahami perilaku
belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya,
Akan tetapi dunia modern, lebih berpegang pada teori belajar humanistic
b.
Menurut
Rogers, yang terpenting dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan-tujuan
belajar itu, yakni :
ü Menjadi manusia berarti memiliki kemampuan wajar
untuk belajar
ü Siswa yang akan mempelajari hal bermakna bagi
dirinya
ü Pengorganisasian bahan pengajaran
ü Belajar relevan/relative
Apabila
ke semuanya di gabung, maka dapat di peroleh kesimpulan bahwa siswa mempunyai
personal untuk belajar secara wajar. Siswa belajar supaya pandai adalah benar,
dengan catatan materi pelajaran itu tidak di paksakan dan materi pelajaran itu
akan di serap sesuai kemampuan siswa.Belajar relevan berarti mempelajari hal
penting bagi dirinya dan relative terhadap perubahan dunia social, semua
menuntut perubahan dan perubahan ini akan di serap siswa juga pada akhirnya.
Intinya, bimbingan dan konseling
belajar bertujuan untuk memfasilitasi siswa dalam mengatasi masalah-masalah
belajarnya dan kebutuhan-kebutuhan belajarnya.
5. Bentuk-bentuk
Layanan BK Belajar
a.
Bimbingan Individual
Bimbingan individual dalam belajar adalah suatu proses
bantuan yang diberikan seorang guru atau pembimbing kepada seorang siswa yang
mengalami kesulitan bealjar, agar siswa tersebut mampu memecahkan masalahnya.
Bimbingan individual ini dilakukan atas pertimbangan bahwa kesulitan belajar
yang dialami oleh siswa sifatnya khusus atau sudah berat sehingga memerlukan
penyelesaiian secara individual. Melalui pendekatan individual guru memahami
keadaan siswa secara mendalam tentang tingkat kesulitan yang dialami, serta
kemampuan dan kelamahan yang dimiliki siswa.
b.
Bimbingan Kelompok
Bimbingan
kelompok adalah suatu proses yang diberikan oleh seorang guru atau pembimbing
kepada sekelompok siswa agar mereka dapat mengenal diri, menyeseuaikan diri,
dan mempu mengatasi masalah atau kesulitannya sehingga dapat mengembnagkan diri
secara optimal. Bimbingan kelompok dilaksanakan atas pertimbangan adanya
masalah yang relative sama pada sekelompok siswa, adanya kebutuhan siswa akan
suasana kelompok sebagai realitas hakikat manusia sebagai makhluk sosial serata
adanya kesulitan yang dialami siswa yang lebih tepat diselesaikan secara
berkelompok.
c.
Bimbingan Klasikal
Penyelenggaraan
bimbingan klasikal dapat diisi dengan berbagai kegiatan, seperti pemberian
informasi. Kegiatan pemberian informasi bertujuan untuk membantu siswa
memperoleh gambaran atau pemahaman tentang masalah belajarnya dan untuk
meningkatkan motivasi dan minat bealjar siswa. Seringkali kita jumpai para
siswa melakukan kesalahan sehingga mengalami kesulitan karena kurangnya
informasi misalnya akibat salah dalam mengerjakan tugas, salah didalam
belajarnya. Bebereapa informasi yang diperlukan siswa dalam rangka meningkatkan
prestasi belajar:
ü Cara belajar
yang efektif
ü Cara belajar
dan bekerja kelompok
ü Cara mempelajari
buku
ü Cara
mengerjakan tugas
ü Cara membagi
waktu dan mengisi waktu senggang
6.
Prosedur
dan Strategi Layanan BK
Belajar
1)
Identifikasi Kasus
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi siswa yang memerlukan
bimbingan. Ada kalanya siswa datang langsung pada guru pembimbing untuk diberi
bimbingan mengenai suatu permasalahan dalam belajar yang sedang dihadapinya.
Namun, ada kalanya pula, siswa enggan untuk mendatangi guru pembimbingnya
dikarenakan beberapa alasan. Maka, diperlukan suatu upaya lebih dari guru
pembimbing untuk dapat memberikan bimbingan pada siswa yang benar-benar
membutuhkan bimbingan, namun enggan untuk meminta bimbingan. Dan cara yang
dapat dilakukan oleh guru pembimbing dalam memberikan bimbingan motivasi kepada
siswa tersebut, antara lain :
(a) Call them approach
Langkah untuk memanggil setiap siswa yang ada dan melakukan
wawancara face to face, maka akan diperoleh siswa yang perlu dibimbing.
(b) Maintan good relations
Langkah ini dikenal juga sebagai open door policy, yang mana diciptakan
berbagai cara tidak langsung untuk memperkenalkan berbagai jenis layanan yang
akan diberikan guru pembimbing untuk membantu siswanya yang tidak hanya
terbatas pada hubungan belajar-mengajar di kelas saja.
(c) Developing a desire for conseling
Langkah ini dilakukan jika siswa tidak menyadari akan masalah
belajar yang dialaminya, maka dilakukanlah cara:
a)
mengadiministrasikan
tes inteligensi, bakat, minat, pretest atau post test dan sebagainya.
b)
mengadakan
orientasi studi yang membicarakan dan memperkenalkan karakteristik perbedaan
individual serta implikasinya bagi cara belajar-mengajar.
c)
mengadakan
diskusi tentang suatu masalah tentang kesulitan belajar.
d)
Lakukan
analisis terhadap prestasi belajar siswa mengenai beberapa siswa yang
menunjukkan kelainan-kelainan tertentu.
e)
Lakukan
analisis sosiometris dengan memilih temantedekat di antara sesama siswa.
2) Identifikasi Masalah
Langkah
ini dilakukan untuk mengidentifikasi permalsahan yang dihadapi oleh setiap
siswa. Dalam konteks PBM, permasalahannya dapat dialokalisasi dan dibatasi
dengan ditinjau dari tujuan proses belajar-mengajar:
a)
Secara substansial-material, hendaknya
dialokalisasi pada jenis bidang studi mana saja.
b)
Secara struktural-fungsional, permasalahan itu
mungkin dapat dialokasikan pada salah satu jenis dan tingkat kategori belajar
proses-proses mental dari delapan kategori belajar menurut Gagne.
c)
Secara behavioral, permasalahan mungkin
terletak pada salah satu jenis dan tingkat perilaku kognitif, afektif, dan
psikomotor.
d)
Mungkin terletak pada salah satu atau beberapa
aspek kepribadian siswa.
3) Diagnosis
Dalam konteks PBM, kemungkinan faktor penyebab
permasalahan yaitu terletak pada :
(a) raw input
(b) instrumental input
(c) enviromental input
(d) tujuan pendidikan
Cara
yang dapat dilakukan untuk memperoleh informasi yangrelevan dengan kemungkinan
faktor penyebab permasalahan di atas, antara lain:
(a)
Untuk mendeteksi raw input, perlu diadakan tes psikologi, skala penilaian
sikap, wawancara bimbingan dengan yang bersangkutan, inventory, dan sebagainya.
(b)
Untuk mendeteksi instrumental input, perlu dilakukan review terhadap
komponen-komponen sistem instruksional yang bersangkutan dengan diadakan
wawancara dan studi dokumeneter.
(c)
Untuk mendeteksi enviromental input, perlu dilakukan observasi dengan analisis
anecdotal records, kunjungan rumah, wawancara dengan yang bersangkutan.
(d)
Untuk mendeteksi tujuan-tujuan pendidikan, perlu dilakukan analisis rasional,
wawancara, dan studi dokumenter.
4) Mengadakan Prognosis
Langkah
ini dilakukan setelah beberapa langkah sebelumnya telah dilakukan, dan
memberikan hasil. Selanjutnya, dapat diperkirakan tentang cara mana yang
mungkin dilakukan. Proses pengambilan keputusan pada tahap ini seyogianya tidak
dilakukan secara tergesa-gesa, dan sebaiknya melalui serangkaian konferensi
kasus.
5) Melakukan Tindakan Remedial atau Membuat Referral
(Rujukan)
Jika
jenis permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan lingkungan belajar-mengajar
dan guru masih sanggup mengatasi, maka perlu dilakukan tindakan remedial.
Namun, jika permasalahannya sudah menyangkut aspek lain yang lebih luas lagi,
maka seorang guru perlu segera melakukan referral pada ahli yang kompeten di
bidangnya.
6) Evaluasi dan Follow Up
Langkah
apapun yang telah ditempuh oleh seorang guru, langkah evaluasi atas usaha
pemecahan masalah tersebut seyogianya dilakukan.
B.
Konsep BK Belajar anak Sekolah Dasar (SD)
1.
Pengertian BK Belajar anak SD
Prayitno dan Erman Amti (2004), Bimbingan
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang
atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar
orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri
dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5),
mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan
kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi
kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam
kehidupannya.
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa bimbingan atau
guidance adalah Proses pemberian bantuan (process of helping) kepada
individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan
diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan
norma kehidupan ( agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan yang bermakna
(berbahagia, baik secara personal maupun sosial).
Sementara itu, pengertian konseling lebih
mengarah pada suatu hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara
dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan
khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli
dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan
keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang
dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut
konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan
kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004).
Jadi, Konseling dapat kita simpulkan sebagai
suatu proses interaksi antara konselor dengan klien/konseli baik secara
langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau
telepon) dalam rangka membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya
atau memecahkan masalah yang dialaminya.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat
dirumuskan bahwa Bimbingan dan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut
konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut
konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta
dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga
individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk
mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan
yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.
Bimbingan dan konseling belajar anak SD adalah
upaya pemberian bantuan kepada individu (peserta didik/siswa) yang mana
membantu siswa dalam bidang belajarnya, supaya mereka dapat memahami kemampuan
serta membantu memecahkan masalah belajar, sehingga mereka sanggup mengarahkan
dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan kamampuan yang
dimilikinyadi lingkungan SD, keluarga, dan masyarakat serta kehidupan pada
umumnya.
2.
Prinsip Pelayanan BK Belajar anak SD
Pelayanan
bimbingan dan konseling membantu siswa SD mengembangkan kebiasaan belajar yang
baik dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya untuk
melanjutkan pendidikan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Bimbingan dan
Konseling belajar ini meliputi pokok-pokok materi berikut:
1.Pengembangan
sikapdankebiasaanbelajaruntukmencariinformasidariberbagaisumberbelajar,
bersikapterhadap guru dannarasumberlainnya, mengikutipelajaransehari-hari,
mengerjakantugas (PR), mengembangkanketerampilanbelajardanmenjalani program
penilaian.
2.Pengembangandisiplinbelajardanberlatihbaiksecaramandirimaupunkelompok.
3.Pemantapandanpengembanganpenguasaanmateripelajaran
di SD.
4.Orientasibelajar
di SekolahLanjutan Tingkat Pertama.
5.Pemantapanpemahamandanpemanfaatankondisifisik,
sosialdan budaya yang ada di sekolah,ingkungansekitardanmasyarakatuntukpengembanganpengetahuandankemamapuansertapengembanganpribadi.
3. Contoh Konkrit Layanan BK Belajar di SD
1. Layanan untuk anak SD kelas I dan II
a. Layanan Orientasi dan Informasi
1)
Informasi tentang kurikulum SD, contohnya yaitu
menginformasikan ada mata pelajaran apa saja yang akan dipelajari.
2)
Informasi tentang jam belajar di sekolah, misalnya memberikan pengertian bahwa
di SD masuk pukul07.00 wib dan pulang pukul 10.00 wib.
3)
Informasi tentang kegiatan belajar yang dituntut dari siswa,
contohnya memberikan pengertian bahwa siswa harus mampu mencapai standar
kompetensi dari yang telah ditetapkan.
4)
Informasi tentang fasilitas belajar yang ada disekolah,
seperti perpustakaan, sarana olah raga.
5)
Informasi tentang peranan orang tua membantu tugas anak
belajar (di rumah), misalnya memberikan informasi jika anak kesulitan dalam
belajar atau mengerjakan tugas dapat meminta bantuan kepada orang tua.
b. Layanan Penempatan/Penyaluran
1)
Penempatan siswa didalam belajar kelompok belajar dengan
teman-temannya.
2)
Penempatan siswa kedalam kelompok belajar yang secara
bersama-sama mempergunakan alat dan/atau bahan belajar yang sama (misal satu
buku dipakai bersama-sama oleh lima orang siswa)
c. Layanan Pembelajaran
1)
Upaya menyajikan materi pengayaan kepada siswa yang cepat
belajar dalam mata pelajaran tertentu.
2)
Upaya menyajikan pengajaran perbaikan bagi siswa yang
mengalami kesulitan belajar dalam mata pelajaran tertentu.
3)
Upaya meningkatkan gairah belajar, misalnya dengan
mengadakan lomba sederhana hasil karangan dan gambar anak-anak, dsb.
4)
Upaya meningkatkan faktor – faktor yang menyebabkan siswa –
siswa terlambat atau kurang gairah dalam belajar, seperti suasana kelas kurang
nyaman dan tidak menyenangkan, suasanan hubungan social-emmosional antar teman
sekelas yang kurang menyenangkan, hubungan sosio-emosional di rumah kurang
menyenangkan, kemampuan fisik menurun karena tidak makan pagi atau kekurangan
gizi, dsb.
2. Layanan untuk anak SD kelas III dan IV
a. Layanan Orientasi dan Informasi
1)
Pemantapan materi di kelas I dan II, contoh me-review
kembali informasi – informasi yang diberikan pada kelas sebelumnya yaitu kelas I dan II.
2)
Informasi tentang mata pelajaran dan kegiatan lainya yang perlu
dikembangkan di kelas III atau di kelas IV.
3)
Informasi tentang pengaturan jadwal kegiatan belajar (baik
disekolah maupun dirumah), kegiatan olah raga, latihan ketrampilan, dan
kegiatan ekstrakurikuler, sesuai tingkat kelas III dan IV.
4)
Informasi tentang fasilitas sumber dan alat bantu belajar
termasuk alat olah raga, yang ada dikelas III atau kelas IV dan bagaimana
memanfaatkannya.
5)
Informasi tentang bagaimana mempersiapkan diri dan mengikuti
palajaran didalam kelas, belajar sendiri, belajar kelompok, dan mengerjakan
tugas – tugas.
6)
Informasi tentang bagiamana mencatat secara baik materi
pelajaran dari Guru.
7)
Informasi tentang syarat – syarat ketuntatasan hasil belajar, contohnya
jika tuntas dalam belajarnya maka akan naik
kelas dan jika tidak tuntas maka akibatnya tidak naik kelas.
b. Layanan Pemenpatan/Penyaluran
a.
Penempatan/penyaluran siswa ke :
1)
Dalam kelompok belajar pada umumnya, tanpa membedakan
kemampuan siswa.
2)
Dalam kelompok belajar dan latihan yang didasarkan pada
kemampuan belajar, bakat, minat siswa.
3)
Dalam program pengajaran khusus sesuai dengan kebutuhan
siswa (pengajaran perbaikan atau program pengayaan).
4)
Kegiatan penyiapan diri untuk mengikuti ulangan dan/atau
ujian naik kelas.
c. Layanan Pembelajaran
1)
Pemantapan materi di kelas I dan II
2)
Bantuan terhadap siswa dalam mengatur jadwal kegiatan
belajar (baik disekolah maupun dirumah), kagiatan olah raga, dan kegiatan
lainnya.
3)
Bantuan kepada siswa menemukan dan memanfaatkan sumber dan
alat bantu belajar yang diperlukan.
4)
Bantuan pada siswa untuk memperbaiki buku catatan
pelajarannya.
5)
Bantuan kepada siswa dalam kegiatan belajar sendiri, belajar
kelompok dan mengerjakan tugas-tugas.
3. Layanan untuk anak SD kelas V dan VI
a. Layanan Orientasi dan Informasi
1) Pemantapan materi dikelas III dan
IV, contoh me-review kembali informasi – informasi yang diberikan pada kelas
sebelumnya yaitu kelas I11 dan IV.
2) Mengorientasikan belajar di kelas V
(baru) dan kelas VI (baru).
3) Informasi tentang mata pelajaran dan
kegiatan lainnya yang perlu dikembangkan dikelas V dan VI. Contoh mata
pelajaran IPA, IPS, Bhs. Indonesia, bahasa Inggris, dll.
4) Informasi tentang pengaturan jadwal
kegiatan belajar (baik disekolah atau dirumah), kegiatan olah raga, latihan
ketrampilan, pelajaran tambahan, dan kegiatan ekstrakurikuler, sesuai dengan
tingkatan kelass V dan VI).
5) Informasi tentang bagaimana mencatat
materi pelajaran dari Guru secara efektif dan efisien serta bagaimana membuat
ringkasan pelajaran.
6) Informasi tentang bagaimana membaca
buku secara efektif dan efisien, meringkas buku, dan belajar diperpustkaan.
7) Informasi bagaiman mempersiapkan
diri untuk mengikuti ujian, menjawab soal-soal ujian.
8) Informasi tentang syarat – syarat
ketuntasan untuk dapat lulus SD dan apa akibatnya kalau tidak lulus SD.
9) Informasi tentang syarat – syarat
memasuki dan mendaftarkan diri untuk masuk SLTP atau sekolah yang sederajat.
b. Layanan Penempatan/Penyaluran
Penempatan/penyaluran dalam kelompok
belajar, program pengayaan dan/atau perbaikan, kegiatan penyiapan diri untuk
mengikuti ulangan, ujian, ujian akhir
4. Manfaat Bimbingan dan Konseling di SD
Beberapa
manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
dasar.
1)
Dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang diri, sekolah,
keluarga, dan masyarakatnya.
2)
Dapat mengarahkan siswa pada pencapaian hasil belajar yang
lebih baik.
3)
Dapat mengarahkan siswa dalam merencanakan masa depannya ke
jenjang sekolah yang lebih tinggi.
4)
Dapat membentuk perkembangan pribadi siswa secara optimal.
5)
Dapat menjalin keharmonisan dalam melaksanakan proses
belajar mengajar.
6)
Dapat bekerja sama antara guru dengan siswa, terutama yang
memiliki masalah pribadi.
7)
Dapat bekerja sama lebih intensif antara guru dengan orang
tua siswa dan masyarakat.
C.
Tujuan dan Fungsi BK Belajar anak Sekolah Dasar
(SD)
1.
Tujuan BK Belajar anak SD
1)
Membantu memberikan tips-tips penguasaanbahan
ajaran tuntutan kurikulum
2)
Memecahkan masalah-masalah belajar yang
dihadapi murid.
3)
Memahami anak usia sekolah dasar.
4)
Membantu anak didik memahami diri sendiri dan
yang berkaitan dengan kebutuhan lingkungannya.
5)
Membantu anak agar dapat mengadakan penyesuaian
pribadi dan sosial sendiri
6)
Agar anak mampu melewati masa transisi, dari
lingkungan keluarga di rumah ke lingkungan teman sebaya dan guru / sekolah.
7)
Membantu proses perubahan dari kanak – kanak
sebagai makhluk individu yang menonjol keunikannya, menjadi makhluk sosial,
2.
Fungsi BK Belajar anak SD
1)
Fungsi Preventif
Fungsi preventif adalah upaya pencegahan
terhadap masalah-masalah berlajar yang mungkin dihadapai oleh siswa Sekolah Dasar
(SD), sehingga bimbingan dan konseling berfungsi mencegah hal tersebut.
2)
Fungsi Kuratif
Bimbingan dan konseling belajar berfungsi
membantu siswa dalam upaya penyelesaian masalah-masalah belajar yang
dihadapinya.
3)
Fungsi Development
Fungsi Pengembangan, yaitu
fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi
lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel
Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau
bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis
dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan
informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming),
home room, dan karyawisata.
D.
Peran Orang Tua dan Guru dalam BK belajar anak
Sekolah Dasar (SD)
Peran Guru Kelas dalam
Kegiatan BK di SD
Implementasi kegiatan BK dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi
sangat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh karena itu peranan
guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK sangat penting dalam rangka
mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan.
Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan
BK, yaitu:
- Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
- Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain.
- Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
- Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
- Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
- Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan pengetahuan.
- Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar.
- Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
- Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.
Peran Orang Tua dalam Kegiatan BK di Luar Sekolah
Konseling sekolah dasar dan program bimbingan merupakan bagian dari program
sekolah total dan melengkapi pembelajaran di kelas. BK Ini adalah bertujuan
pada anak untuk pencegahan, dan pembangunan. Program ini mendorong pertumbuhan
social, emosi, pribadi siswa pada setiap tahap perkembangan mereka. Tujuan dari
konseling dengan siswa, orang tua, dan guru adalah untuk membantu siswa
memaksimalkan potensi mereka. Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar juga
melakukan bimbingan pelajaran; berkonsultasi dengan orang tua, guru, dan
profesional lainnya, serta berkoordinasi dengan layanan siswa di sekolah
(Gartner, Larson, & Allen, 1995). Konseling dan program bimbingan di SD
menyediakan bantuan kepada siswa dalam memahami diri dan mengembangkan citra
diri yang positif, menghormati perasaan orang lain, memahami proses pengambilan
keputusan, mengembangkan kemampuan belajar yang efektif, dipersiapkan untuk
melakukan transisi yang antar jenjang sekolah, dan memperoleh pemahaman tentang
dunia kerja (Finney & Maloney, 1985; McCullough, 1995; Paloma &
Pendelton, 1991).
Konseling dilakukan dengan siswa dan orang tua secara individu dan dalam
kelompok-kelompok kecil bila diminta dan sesuai ketentuan. Ini adalah jangka
pendek, sukarela, dan rahasia.
Perlu izin orang tua sebelum konseling individu atau kelompok
dilanjutkan. Orang tua diberitahukan tentang konseling kelompok untuk anak-anak
dan orang dewasa. Untuk anak-anak fokus pada pembangunan harga diri, belajar
bagaimana membuat atau menjaga teman, mengembangkan kebiasaan belajar yang
baik, meningkatkan keterampilan berkomunikasi, mempersiapkan diri untuk sekolah
menengah, dan menghadapi perubahan situasi keluarga. Topik untuk kelompok orang
tua termasuk kekhawatiran membesarkan anak, perkembangan anak, dan metode orang
tua yang mungkin digunakan untuk membantu anak-anak mengalami perkembangan yang
sehat dan keberhasilan di sekolah (Aldridge, 1991; Friedman & Benson,
1997).
BK Sekolah Dasar bekerja dengan orang tua melalui konsultasi individu,
konsultasi bersama dengan guru, anak-anak, dan kelompok-kelompok diskusi orang
tua. Dengan cara ini konselor membantu orang tua untuk memahami kemajuan
anak-anak mereka di sekolah, pilih strategi untuk memotivasi anak-anak mereka,
mengembangkan tujuan realistis dengan anak-anak mereka, menjadi aktif terlibat
dalam kehidupan sekolah anak-anak mereka. (Byrd, 1988, p. 29). Konselor dapat
membuat pendidikan orang tua dan kelompok-kelompok diskusi berfungsi sebagai
sumber daya ketika orang tua belajar atau membahas isu-isu terkait tersebut.
Konselor berkonsultasi dengan orang tua untuk mengidentifikasi siswa dengan
kemampuan dan / atau kebutuhan khusus. Dalam kapasitas ini konselor membantu
orang tua memahami layanan yang tersedia dari staf sekolah lain seperti
psikolog sekolah, pekerja sosial, dan guru sumber. Konselor membantu orang tua
menemukan profesional lainnya dalam sistem sekolah atau dalam komunitas yang
lebih besar bila dukungan yang ekstra dibutuhkan.
Konselor sekolah dasar bimbingan merupakan bagian integral total dari
program sekolah dasar. Konselor mengamati anak-anak, berkonsultasi dengan guru,
psikolog, dan sosial; mengumpulkan dan menyediakan sumber daya; melakukan
pelajaran kelas bimbingan; bekerja sama pada intervensi kelas; melakukan
konferensi bersama orang tua, review dan menafsirkan catatan sekolah, dan
melayani di komite rencana yang untuk individu anak-anak kebutuhan khusus
(Dossey, 1997; Schlitz, 1997).
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar