PENGARUH SELF INTRUCTION TERHADAP COOPERATIVE SKILL

 

PENGARUH SELF INTRUCTION TERHADAP COOPERATIVE SKILL PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING STKIP MPL

TAHUN AJARAN 2017/2018

 

 

 

 

 

Oleh

YULIZA

 

 

 

 

Artikel

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

(STKIP MPL)

2018

 

 


LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL ILMIAH

 

Nama

:  YULIZA

NPM

:  14020010

Program Studi

:  Bimbingan dan Konseling

Judul

:PENGARUH SELF INTRUCTION TERHADAP COOPERATIVE SKILL PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING STKIP MPL

TAHUN AJARAN 2017/2018

 

 

                        Pringsewu, 26 Juni 2018

 

 

 

 

 

Pembimbing I

 

 

 

Drs. H. Saikhoni, M.Si

NIP. 19610130 198602 1 001

 

Pembimbing II

 

 

 

Dr. Hardi Santosa, M.Pd

NIDN. 02 2906 8201

 

 

      Mengetahui,

 

P3M

 

 

 

 

Nur Faizal, M.Pd

NIDN. 02181108601

 

Ketua Program Studi  Bimbingan dan Konseling

 

 

 

Dr. Hardi Santosa, M.Pd

NIDN. 02 2906 8201

 

                                 

 

 

 

 

 

 

PENGARUH SELF INTRUCTION TERHADAP COOPERATIVE SKILL PADA MAHASISWA

 

Yuliza

STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Email Koresponden: yulizaza6088@gmail.com

 

 

Abstract

This research is based on the findings of student behavior trends that have problems in performing cooperative skills. It is characterized by characteristic symptoms such as: there is a gap between peers in one class, the responsibility to maximize the productivity of self and others, is still less owned by the students so tend to be passive and wait given instruction. This indicates a lack of openness to give and receive ideas, feelings, the ability to share information, give each other support and acceptance to other fellow students. For that required the ability of self-intruction so that students are able to have self-awareness and can do self-control.

 

Keywords: Self intruction, cooperative skills.


PENDAHULUAN

Kerjasama merupakan suatu keniscayaan dalam kehidupan sosial masyarakat yang di dalam kehidupan sosial itu salingberkomunikasi satu dengan lainnya. Dalam kehidupan sosial, manusiaperlu membangun kerjasama agar dapat mencapai tujuan bersama, tidak terkecualimahasiswa. Dalam rangka mencapai keterampilan sosial, perlu  adanyakerjasama antaramahasiswadengan mahasiswadan mahasiswadengan dosen. Ketrampilan kerjasama (cooperative skills) merupakan salah satu  ketampilan yang pentingdimiliki oleh mahasiswa. Seperti yang dikemukakan oleh Lie (Rusman, 2012: 28). bahwa “Kerjasama merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan dalamkelangsungan hidup manusia”.Jika dikaitkan dengan kerjasama di lingkungan kampus, makapendapat tersebut dapat diartikan bahwa tanpa adanya kerjasama antara mahasiswa, makaproses pembentukan keterampilan berhubungan sosial dengan teman sebaya danlingkungan kampus lainnya tidak akan terbentuk. 

 

Ketrampilan bekerjasama (Cooperative skills) menurut Johnson, (Rusman, 2012:218) adalah “Kemampuan mahasiswauntuk berperilaku kooperatif  denganorang lain dalam kelompok dan menyelesaikan tugas-tugas bersama”. Penjelasan tersebut dapat dimaknai bahwa ketrampilan bekerjasama merupakanketrampilan mahasiswa dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan orang laindi dalam kelompok maupun kehidupan sosial masyarakat, dalam rangka mencapai tujuan bersama atau menyelesaikantugas-tugas kelompok. 

Soekamto(Rusman, 2006:66) “Kerjasama merupakan suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untukmencapai tujuan tertentu”. Dari pendapat tersebut, maka dapat dimaknai bahwakerjasama merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tetentu dengan usahabersama.

Menurut Huda(Rusman,  2011: 24-25) “Ketika mahasiswa bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas kelompok, mereka memberikandorongan, anjuran, dan informasi pada teman sekelompoknya yang membutuhkanbantuan”.Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa dalambekerjasama mahasiswaakan memiliki kesadaran untuk  memberikan bantuan kepadateman dalam kelompok yang belum paham. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat ditarik kesimpulanbahwa ketrampilan bekerjasama dapat diartikan sebagai ketrampilan mahasiswadalam melakukan intraksi dengan sesama mahasiswa ataupundengan dosen dalam kehidupan sosial untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

 

1.    METODE PENELITIAN

penelitian ini menggunakan intrumen pengumpulan data dalam daftar pertayaan, data yang disusun berdasarkan indikator variabel penelitian.Secara oprasional indikator-indikator variabel bebas dalam penelitian ini meliputi : (1) Melakukan kendali diri; (2) Kesadaran diri; (3) Bersikap tenang dalam mengerjakan segala sesuatu; (4) Memeiliki potensi dan kemampuan yang memadai; (5) Mampu menyesuakan diri dan berkomonikasi dengan segala situasi; (6) Memiliki kondisi mental dan fisik yang baik;(7) Memiliki kemampuan bersosialisasi; (8) Selalu bereaksi positif dalam menghadapi berbagai masalah. Dan secara operasional indikator-indikator variabel terikat meliputi: (1) Membentuk kekompakan, keakraban dan kerjasama antar mahasiswa;(2) Meningkatkan kemampuan berkomonikasi dan menyelesaikan konflik; (3) Mengembangkan keterampilan sosial;(4) Meningkatkan prestasi akademik; (5) Mengarahkan mahasiswa untuk lebih intraktif dalam belajar; (6) Mengarahakan mahasiswa agar memiliki hubungan pertemanan yang efektip; (7) Terjadi intraksi langsung antara mahasiswa.Intrumen penelitian dalam ini disusun untuk mengungkap pengaruh self intruction terhadap cooperative skills  pada mahasiswa bimbingan dan konseling STKIP Muhammadiyah pringsewu lampung tahun pelajaran 2017/2018, intrumen penelitian dibuat dalam daftar peryataan yang disusun berdasarkan indikator variabel penelitian. Dalam penelitian ini, Didalam menganalisis data, penulis menggunakan metode statistik karena data yang diperoleh berupa angka-angka atau data kuantitatif. Data yang didapatkan akan dianalisis menggunakan rumus “rengresi linear sederhana” dengan menggunakan prongram SPSS 20version for windows, untuk menguji kedua variabel.

 

2.      DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data mengunakan dua alternatif yaitu teknik observasi selanjutnya peneliti mengunakan intrumen berupa angket. Teknik observasi ini penulis gunakan dalam mengumpulkan data yang akan diamati secara langsung mengenai keadaan mahasiswa, dan bagaimana tingkat antusiasme serta keaktifan saat melakukan kerjasama dalam kelompok. Jika individu mengikuti dengan baik dan memperlihatkan  keaktifan yang dimiliki oleh diri individu mahasiswa, maka dengan adanya niat yang baik akan menjadi salah satu indikasi atau pendukung mahasiswa untuk melakukan coooperative skills yang lebih baik pula. Selanjutnya peneliti menggunakan instrumen berupa angket, angket yang berisi pernyataan self intruction dan cooperative skills diberikan kepada 30 responden,  kemudian dilakukan  analisis untuk melihat pengaruh yang signifikan anatara self intruction terhadap cooperative skills mahasiswa. Dengan demikian keterkaitan self intruction terhadap cooperative skills mahasiswa akan dapat dilihat. Hasil ini menunjukan, jika self intruction mahasiswa baik maka cooperative skills mahasiswa akan baik, dan jika self intruction mahasiswa kurang baik maka cooperative skills mahasiswa kurang baik, hal tersebut telah dibuktikan dari penelitian yang telah peneliti lakukan.

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 11. Output Bagian kedua (model summary)

 

Model Summary

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

,990a

,981

,980

2,67794

a. Predictors: (Constant), X

Sumber : Output SPSS

 

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang self intruction terhadap cooperative skills mahasiswa bimbingan dan konseling STKIP MPL Tahun Pelajaran 2017/2018, diperoleh hasil analisis data persamaan rengresi   Dari persamaan tersebut maka dapat diperoleh informasi bahwa pengaruh perubahan cooperative skills pada arah yang positif. Selanjutnya dilakukan uji signifikan koefisien korelasi antara variabel X dan Y didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar (rᵪᵧ= 0,990). Nilai ini bila dikonsultasikan dengan tabel harga r Product Moment dengan taraf signifikan 5%, dan diketahui nilai t hitung = 37,809 dengan nilai signifikan  0,000<0,05, maka Ho ditolak dan Hi diterima, yang berarti ada pengaruh yang nyata (signifikan) variabel self intruction (X) terhadap cooperative skills mahasiswa (Y).

 

Dengan demikian terlihat bahwa kemanpuan melakukan kendali diri dan kesadaran diri mahasiswa (self intruction) akan berpengaruh terhadap pola sikap dan tingkah laku dalam melakukan keterampilan bekerjasama(cooperative skills)mahasiswa. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian bahwa besarnya kontribusi yang diberikan oleh self intruction terhadap cooperative skills mahasiswa adalah sebesar 98,1%. Dengan demikian maka cooperative skills mahasiswa 98,1% dipengaruhi oleh self intruction, dan sisahnya di pengaruhi oleh faktor lain diantaranya kurang baiknya kondisi tubuh, banyaknya masalah yang sedang dihadapi oleh diri individu baik itu di dalam keluarga maupun di kehidupan sosialnya dan dapat pula disebabkan oleh kurang mendukungnya situasi dan suasana sehingga dapat mempengaruhi diri individu untuk melakukan keterampilan kerjasama dengan baik. Selfinstruction  akan membantu  mahasiswa mengontrol segala perilaku dan pemikiran-pemikiran kognitifnya yang mengarah ke arah negatif dimana dapat menyebabkan kurangnya percaya diri. Selain itu, kendali diri juga dapat membantu individu dalam menangani situasi yang sulit . Hal ini sesuai dengan pernyataan Mainchenbaum, 1974 (dalam Sharf, 2004) yang mengungkapkan bahwa self instruction adalah cara individu mengajarkan pada diri mereka sendiri bagaimana menangani secara efektif terhadap situasi yang sulit bagi diri mereka sendiri. Salah satu manfaat self instruction yaitu agar seseorang dapat mengatur dirinya sendiri dan tidak bergantung pada orang lain melainkan untuk melakukan ketrampilan bekerjasama (cooperative skills).

 

Ketrampilan bekerjasama (cooperative skills) merupakan salah satu  ketrampilan yang harus dimiliki oleh mahasiswa. Seperti yang dikemukakan oleh Lie (2005: 28). bahwa “Kerjasama merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan dalam kelangsungan hidup manusia”. Salah satu tujuan cooperative skills adalah meningkatkan prestasi belajar mahasiswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Dari pendapat tersebut semakain mempertegas bahwa self instruction memberikanpengaruh yang besar terhadap ketrampilan bekerjasama (cooperative skills) mahasiswa.

3.      SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah peneliti lakukan tentang pengaruh  self intruction  terhadap cooperative skills  pada mahasiswa  bimbingan dan konseling STKIP MPL Tahun Pelajaran 2017/2018, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh self intruction  (X) terhadap cooperative skills  (Y) dalam proses perkuliahan  mahasiswa semester VI Tahun  ajaran 2017/2018. Hal ini dibuktikan dari nilai hasil R-Square sebesar 98,1%. Ini menunjukan bahwa cooperative skills mahasiswa 98,1% dipengaruhi oleh self intruction.

 

4.      DAFTAR PUSTAKA

 

Agus tri sosilo. (2015).  “pengaruh self intruction dan numbered heads together terhadap cooveratipe skills pada mahasiswa bimbingan dan konseling fkip uns angkatan tahun 2013”. Tesis. Ilmu pendidikan. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Azwar, Saifuddim. (2011). Penyusunan Skala Psikologi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bekti wulan dari, (2015). “Peningkatan Kemampuan Kerjasama Dalam Tim Melalui Pembelajaran Berbasis lesson study”. Jurnal electronics and vocational education (ELINVO) 1 (1). 1-16.

Riduwan.(2010). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Pemula Penelitian.Bandung: Alfabeta.

Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung:   Alfabeta.

 

 

 

 

Komentar

Postingan Populer